Selasa, 22 Februari 2011

HUMANIS (?)

Malam ini entah mengapa ketika ingin menemukan teori efisiensi humanis spritualis dalam disertasiku, kudengar salah satu lagu Jhon Lenon berjudul imagine yang kustel lewat kekasihku “laptop” . ada ketertarikan ketika memaknai bait lagu tersebut



Bayangkan tiada surga

Mudah jika kau coba, Tiada neraka di bawah kita

Di atas kita hanya angkasa

Bayangkan semua manusia

Hidup untuk hari ini saja...

Bayangkan tiada negara

Tak sukar untuk dilakukan

Tak perlu membunuh atau terbunuh

Dan juga tiada agama…

Mungkin kau sebut aku pemimpi

Tetapi aku bukan satu-satunya

Kuharap suatu hari kau bergabung dengan kami
Dan dunia akan menjadi satu

Sebuah dokrin humanisme lewat lagu yang menyiratkan bahwa kaum humanis tetap memercayai bahwa teisme tradisional adalah keimanan yang tak terbukti dan sudah ketinggalan zaman, khususnya keimanan akan Tuhan yang mendengarkan doa, yang dianggap hidup dan memerhatikan manusia, mendengar dan memahami, serta sanggup mengabulkan doa-doa mereka…. Kami percaya… bahwa agama-agama otoriter atau dogmatik yang tradisional, yang menempatkan wahyu, Tuhan, ritus, atau kredo di atas kebutuhan dan pengalaman manusia merugikan spesies manusia…. Sebagai orang yang tidak bertuhan, mengawali dengan manusia bukannya Tuhan, alam bukannya ketuhanan. humanisme telah memalingkan wajahnya dari Pencipta umat manusia dan menerima manusia sebagai “bentuk tertinggi dari keberadaan di alam semesta”. Salah satu humanis paling terkenal dari abad keempat belas adalah Pico Della Mirandola. Karyanya yang berjudul Conclusiones philosophicae, cablisticae, et theologicae menyimpulkan manusia sebagai “bentuk tertinggi dari keberadaan di alam semesta dan memalingkan Tuhan sebagai pencipta yang kemudian celakanya diikuti oleh masyarakat mengaku “beragama” tidak terkecuali di Indonesia.

Dogma inikah yang menjadikan kemunitas yang berlari dari nilai-nilai agama, menjadikan agama sebagai sebuah doktrin yang tidak diperlukan didunia modern. Islam membangun sebuah bagan dasar bahwa Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Maka orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, hati mereka mengingkari (keesaan Allah), sedangkan mereka sendiri adalah orang-orang yang sombong. Tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong. Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Apakah yang telah diturunkan Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Dongeng-dongengan orang-orang dahulu. (QS. An-Nahl, 16: 22-24). Akibat itu kemudian muncul pertanyaan Apakah manusia itu? Dari mana ia datang dan ke mana ia menuju?... Bagaimana seseorang hidup? Bagaimana ia seharusnya hidup? Agama-agama mencoba menjawab aneka pertanyaan ini dengan bantuan prinsip-prinsip moral yang mereka pegang. Namun mereka menghubungkan prinsip-prinsipnya dengan konsep metafisis seperti Tuhan, surga, neraka, ibadah. Dan manusia harus menemukan prinsip-prinsip hidupnya tanpa melibatkan masalah-masalah metafisis, yang harus mereka percayai tanpa pemahaman.

Well, Klaim-klaim pada kutipan di atas sangat menyesatkan dan perlu dikaji dengan mendalam. Sebab menurut saya, tanpa disiplin moral agama tidak akan ada rasa pengorbanan pada masyarakat. Dan, di mana hal ini tampaknya terwujud, hubungan lebih bersifat permukaan. Mereka yang tidak memiliki rasa moralitas agama tidak takut ataupun menghormati Tuhan, dan di mana tidak hadir rasa takut akan Tuhan, manusia hanya memedulikan tujuan-tujuan mereka sendiri. Tatkala manusia merasa kepentingan pribadinya terancam, mereka tidak dapat menunjukkan cinta sejati, kesetiaan, ataupun kasih sayang. Mereka menunjukkan cinta dan rasa hormat hanya terhadap siapa yang membawa keuntungan bagi diri mereka. Hal ini karena, menurut pemahaman mereka yang keliru, mereka hanya ada di dunia satu kali, dan karenanya, akan mengambil sebanyak-banyaknya. Lagi pula, menurut keyakinan keliru ini, tidak ada balasan bagi kecurangan maupun kejahatan yang mereka lakukan di dunia. Padahal moralitas hanya terbina di masyarakat berdisiplin agama. Pada landasan moralitas tiada arogansi dan egoisme, dan satu-satunya yang dapat mewujudkan keadaan ini adalah mereka yang menyadari tanggung jawab mereka terhadap Tuhan. Di dalam Al Quran, setelah Allah menceritakan tentang pengorbanan diri orang beriman, Dia memerintahkan, “...Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung” (QS. Al Hasyr, 59: 9). Inilah landasan sejati bagi moralitas.

So, bagaimana kita menilai sekeliling kita? Sering kita berasumsi bahwa “dasar pengemis, dikasih, besok datang lagi…udah deh, lebih baik ndak usah dikasih”. Atau sering kita merasa tanpa sadar menilai seseorang dari pakaiannya. Berapa banyak kita tertipu dengan pakaian dan kendaraan yang dipakai seseorang, sementara kita lupa bahwa bisa saja ada penipuan didalamnya. Atau yang paling sering aktifitas pendewaan terhadap seseorang atau kelompok tertentu yang berlebihan, atau istilah sering disebut “fans berat” yang melupakan bahwa dia juga manusia dengan kelemahan. alaulah pernah membaca "Lennon in America", karya Geoffrey Giuliano, maka kita akan mendapati komentar Lennon tentang makna lagu ini. "lagu ini adalah sebuah lagu anti agama, anti nasionalistis, anti konvensional, anti kapitalistis, tetapi... karena kata-katanya diperhalus, lagu ini dapat diterima." ............Mungkin itulah 'kesederhanaan" seorang Lennon, darah seniman yang mengalir lancar dipembuluh-pembuluh syarafnya membuahkan sebuah kejujuran. Jujur untuk menyampaikan sebuah pesan, pesan untuk sebuah pemikiran besar yang menghujat keyakinan, prinsip hidup, yang melilit peradaban manusia selama berabad abad. Masyarakat dunia menjadi sangat nyaman untuk menerima bait-bait hujatan selama umurnya, sepertihalnya ketika bait-bait lagu itu meresap lembut menyentuh syaraf pendengaran pak heri.

Kalaulah pula boleh menduga-duga, "asbabul wurut" syair lagu ini adalah sebuah bentuk kritik dari seorang seniman, yang merasa sangat tidak nyaman kengan konplik berkepanjangan muka bumi. Kerinduan akan sebuah hidup nyaman, damai, teratur dan seterusnya bermuara pada sebuah perenunganmendalam. Sangatlah beruntung garis tangan Lennon sebagai seorang seniman, Sehingga apa yang dihasilkan adalah sebuah keindahan. Konsep-konsep tentang "pemberontakan terhadap negara, agama dan nilai-nilai keyakinan jutaan manusia" dikemas dengan halus dan mesra, menjadi sangat enak dinikmati, sampai-sampai dia tetap terpelihara rapi dalam file-file koleksi musik saat ini. Bayangkan seandainya garis tangan lennon bukanlah seorang seniman, katakanlah kalau ia adalah seorang penguasa, akan jadi apa. Katakan saja lennon bergaris tangan sebagai seorang presiden layaknnya SBY atau Obama....tentu akan sangat lain, syair syairnya akan menjelma menjadi perintah penyegelan, pelarangan, penangkapan mungkin juga akan meledak sebagai sebuah letusan dan dentuman senjata....

Kalaulah,...(maaf la tigo kali membuka paragraf dengan "kalaulah", caknyo banyak tepengaruh dari dua novel yang barusan tuntas yang kebetulan gunokan katokalaulah) ada kegelisahan dalam memaknai Tuhan dan kehidupan itu adalah sebuah kewajaran. Terus terang belakangan aku merasakan bahwa kemuliaan dari ajaran Tuhan dalam ajaran dan doktrin agama yang aku yakini belum sepenuhnya dapat aku wujudkan. Apa yang diistilahkan oleh para pakar dengan membumikan, mengimplementasikan, dan seterusnya memang masih berada dalam tahap kegelisahan yang belum bisa diwujudkan. Singkatnya Tuhan yang Aku agungkan dalam ibadah masih sangat sering aku kecilkan dalam kehidupan. Dalam bahsa ceramah Tuhan masih sering sengaja dilupakan, ditinggalkan. Zikir yang membuihkan mulut sangat sering tidak berbekas, ... Karenanya aku sepakat kalau kita diajak untuk sama belajar, termasuk dengan acara-acara di TV,..So, bagaimana kita bersikap, belajarlah implemntasi dari program salah satu televisi,”tolong”…

1 komentar:

  1. Steel vs Stainless Steel (Sledgehammer) - TITIAN Arts
    I used to use micro hair trimmer the blade titanium bracelet tip for titanium jewelry for piercings a long time to improve my shave in the blade. Nowadays titanium piercings people titanium white acrylic paint prefer stainless steel to stainless steel. I use

    BalasHapus